Rabu, 23 Mei 2012

makalah tukang patri


KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kami ucapkan terkecuali syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam menulis dan menyelesaikan makalah ini.

                                                  

            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Character Building. Selain itu,  isi makalah dapat dijadikan pembelajaran dan pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari. Tema dari makalah ini kami mengambil tentang KEHIDUPAN TUKANG PATRI.

            Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah. Terutama kepada Bapak Asep, S.E. yang telah memberi motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa pula orang tua kami dan teman-teman yang telah memberikan support beserta do’anya sampai makalah ini terselesaikan.

            Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Karawang, Mei 2012

                                                                                                         Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................       1

DAFTAR ISI........................................................................................................       2

BAB I Pendahuluan............................................................................................       3

1.1   Latar Belakang................................................................................................       3

1.2   Identifikasi Masalah........................................................................................       4  

1.3   Tujuan..............................................................................................................       4

1.4   Metode Penulisan............................................................................................       5

1.5   Sistematika Penulisan......................................................................................       5

BAB II Pembahasan ...........................................................................................       6

2.1 Pengertian Patri................................................................................................       6

      2.1.1 Sejarah Perkembangan Patri...................................................................       6

2.2 Biografi Tukang Patri......................................................................................       6

2.3 Wawancara Tukang Patri.................................................................................       7

2.4 Peranan Tukang Patri Dalam Lingkungan Dan Interaksi Sosial......................       8

2.5 Tanggapan Masyarakat Tentang Tukang Patri.................................................       8

BAB III Penutup..................................................................................................     10

3.1 Kesimpulan......................................................................................................     10

3.2 Saran................................................................................................................     10

3.3 Lampiran – Lampiran.......................................................................................     11

3.4 Daftar Pustaka.................................................................................................     21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Ternyata perkembangan zaman bisa menggerus beberapa profesi yang sebelumnya pernah ada. Kemajuan teknologi bisa membuat manusia lebih mudah mengerjakan sesuatu, apalagi adanya peralatan elektronik yang bisa mempercepat pekerjaan rumah, bahkan menggantikan tugas seorang pekerja.

Dampak negatif kemajuan zaman dirasakan sekali seorang tukang patri, kini jasa tukang patri lambat laun sirna karena hentakan modernisasi. Orang zaman sekarang sudah jarang memperbaik panci atau wajannya yang rusak, entah kenapa apakah alat masak sekarang memang lebih canggih dan tahan lama, atau mereka memang enggan menggunakan panci atau wajan biasa karena ada alat masak teflon yang lebih praktis.

Berdasarkan pengamatan kami kelompok VI observasi keberadaan tukang patri di kota Karawang saat ini memang terlihat langka. Sepuluh tahun lalu masih kita jumpai tukang patri berkeliling di setiap komplek perumahan, kini pemandangan tersebut nampaknya sudah hilang di tengah kota besar yang serba modern.

Akhirnya berkat keberuntungaan kami kelompok VI dengan sosok pengrajin patri atau tukang patri di sekitar daerah sekitar bunderan kota karawang, Minggu (22/04/2012). Kami sempat beberapa menit berbincang dengan kakek tua bernama Pak Satip (77) asal Karawang, Jawa Barat yang sehari-hari menjadi tukang patri. Dari situlah banyak cerita mengalir tentang berjalanan keras tukang patri. Menurut Pak Satip, daerah Karawang adalah kampungnya tukang patri, didesanya sejak puluhan tahun lalu memang mematri dijadikan modal mencari nafkah penduduk.

Kakek yang sudah 77 tahun berkecimpung di dunia matri-mematri ini menilai kaum muda didesanya kini sudah enggan melanjutkan pekerjaan menjadi tukang patri.

“Regenerasi tidak terjadi, sehingga lama kelamaan kerajinan mematri bisa hilang atau punah", serunya.

Ketika diamati pekerjaannya sekilas nampaknya mudah, seseorang tukang patri tinggal mengukur besar lubang, mengampelasnya lalu menutup selembar seng kemudian ditetesi dengan timah panas sebagai perekatnya. Dari alat yang digunakannya pun sederhana, mulai dari ; gunting seng, seng, ampelas, timah, alat pemanas dari arang, dan besi sebagai alat patri. Tetapi menurutnya mematri memerlukan keterampilan atau tehnik khusus, jadi tidak hanya asal tempel."Kalau asal tempel dikhawatirkan tambalannya tidak akan tahan lama", paparnya.

Meskipun didesanya kerap diadakan pelatihan mematri, namun antusias kaum muda saat ini untuk belajar mematri terbilang rendah. Pemuda disana lebih bangga menjadi kuli bangunan atau pedagang, ketimbang tukang patri. Jadi rata-rata tukang patri yang kita temui sekarang memang berusia lanjut.

Kakek lima anak ini kerap mencari nafkah dengan berkeliling di daerah sekitar pemda,johar dan plawad seharian berkeliling ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp. 30 ribu jika sedang ramai, kalau kondisi sepi paling hanya Rp. 15 ribu sampai Rp. 20 ribu. Untuk jasa mematri dikenakan tarif seharga Rp. 2.000,- hingga Rp. 5.000,-/panci, itupun tergantung kondisi panci. Kalau lubangnya banyak dan besar-besar bisa mahal,

1.2 Identifikasi Masalah

            Sesuai dengan judul makalah ini “Tukang Patri”, terkait dengan profesi tukang patri dan mengacu pada observasi kelompok VI. Maka latar belakang masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1.      Menjelaskan keberadaan tukang patri saat ini.

2.      Bagaimana peran-peran tukang patri di masyarakat.

3.      Bagaimana tukang patri masih bisa bertahan sampai saat ini.

1.3 Tujuan

Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis berniat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memberi semangat hidup. Seperti objek yang kami wawancarai dalam menjalani hidup apa adanya, serba kekurangan namun tetap mempunyai semangat untuk terus berjuang menghidupi anak dan istrinya dengan pekerjaan yang halal. Walaupun dengan penghasilan yang pas-pasan dan bahkan terkadang tidak mencukupi.

1.4   Metode Penulisan

Setelah kami menentukan tema Lingkungan dan Interaksi Sosial “KEHIDUPAN SEORANG TUKANG PATRI”, kami mencari nara sumber yang akan kami wawancara dan observasi langsung ke lapangan untuk memeperoleh data serta referensi dari internet untuk melengkapi data.

1.5   Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini kami menguraikan sistematika penulisan  yang sesuai dengan persyaratan penyusunan makalah yang baik sehingga akan terlihat rapi dan teratur. Adapun sistematika tersebut sesuai dengan judul serta terbagi dalam berbagai bab perincian.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Patri

Mematri adalah cara penyambungan bahan logam melalui proses pemanasan dengan bahan pengisi atau perekat (timah), yang mempunyai titik lebur di bawah titik lebur bahan dasar yang akan disambungkan (dilekatkan). Bahan dasar yang disambungkan pada proses ini tidak ikut melebur, sambungan terjadi hanya akibat perekatan bahan patri (timah) pada bidang pematrian.

2.1.1 Sejarah Perkembangan Patri

Sejarah perkembangan patri diindonesia sudah ada sejak tahun 80an di masa itulah patri sedang mengalami masa keemasan,mengingat pada masa itu diindonesia masyarakatnya masih tradisional jadi peralatan rumah tangga yang dipakai menggunakan logam dan ada juga yang masih bertahan dengan alat rumah tangga yang terbuat dari tanah liat.

Sehingga apabila alat rumah tangga seperti panci,ketel dll mengalami kerusakan/ kebocoran,maka masyarakat lebih cenderung untuk mematrinya daripada untuk membeli yang baru.

Hal ini bertolak belakang dengan seiringnya perkembangan jaman ke era modernisasi,masyarakat cenderung lebih memilih membeli yang baru khususnya peralatan dapur.

Temtunya hal ini akan mengancam keberadaan tukang patri di jaman yang modern ini.

2.2. Biografi Tukang Patri

Pak Satip lahir di karawang, Jawa Barat pada tahun 1935. Saat ini beliau berusia 77 Tahun. Beliau sempat mengenyam pendidikan SD namun tidak sampai tamat dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan. Pada saat ini Pak Satip bekerja Beliau bertempat tinggal  di Kampung Tamelang Desa Margasari, Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Beliau mempunyai seorang istri yang bernama Juhae (50) dan mempunyai 5 orang anak, 4 perempuan 1 laki-laki dan semuanya sudah berkeluarga

Pada awalnya sebelum  Pak Satip menikah beliau bekerja serabutan, namun setelah dia menikah Pak Satib beralih profesi menjadi tukang patri karena ingin meneruskan keahlian turun temurun dari orang tuanya. Sampai saat ini beliau sudah menekuni pekerjaan mematri selama 40 tahun.

Alasan Pak Satip bekerja menjadi tukang patri kerena sudah turun temurun dari keluarganya. Pada saat itu tukang patri sangat di butuhkan dan penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tukang patri mulai jarang dibutuhkan oleh masyarakat.

Pak Satip mulai bekerja pukul 06.00 pagi dari rumahnya di kampung Tamelang dan pulang pukul 16.30 wib , penghasilan sekali mematri Rp. 2000,00 – Rp. 5000,00. Seiring usianya yang semakin tua beliau tidak dapat berkeliling seperti dulu sehingga dia menetap di sekitar pemda Karawang, Pasar Johar, dan di Plawad.

2.3. Wawancara Tukang Patri

Dari hasil wawancara yang kami lakukan kurang lebih selama I hari dengan        Pak Satip dan istrinya, kami menarik kesimpulan bahwa Pak Satip sudah menekuni usahanya menjadi tukang patri selama kurang lebih 40 tahun.  Beliau dalam menekuni usahanya begitu tekun dan gigih walaupun penghasilan yang didapatkan tidak tentu. Beliau sungguh rajin karena mesti berangkat pagi untuk mencari nafkah dengan usahanya yang telah lama digeluti itu.  Pak Satip berangkat dari rumah pukul 06.00, dan pulang pukul 16.30, setiap hari beliau terus seperti itu sampai saat ini.

Tempat Pak Satip biasa mangkal adalah sekitar Pasar Johar, Plawad, dan pemda Karawang. Di tempat-tempat itulah beliau mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya meskipun hasilnya jauh dari mencukupi. Ingin rasanya beliau beralih pekerjaan yang mungkin lebih layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tapi mengingat usia beliau yang sudah lanjut dan juga tidak mempunyai keterampilan yang lain, beliau tetap bertahan pada pekerjaannya itu sebagai tukang patri.

Seiring perkembangan jaman keberadaan tukang patri di tengah-tengah masyarakat kurang diperhatikan bahkan cenderung terabaikan, mengingat masyarakat dewasa  ini ingin hidupnya serba praktis seperti misalnya kalau mempunyai Panci, wajan, ketel dan lain sebagainya yang rusak  atau bolong, mereka membawanya ke tukang patri untuk diperbaiki. Mereka lebih suka menggantinya dengan membeli yang baru. Barangkali itulah yang menyebabkan sedikitnya penghasilan Pak satip dibandingkan dengan waktu dulu. Namun Beliau tidak pernah mengeluh dalam menjalani pekerjaannya itu. Beliau tetap legawa dan bersyukur dengan kehidupannya itu.

Ironis memang dengan keadaan Pak Satip saat ini diusianya yang senja yang seharusnya bisa menikmati masa tua bersama istri yang dicintainya,namun keadaan tidak seperti apa yang diinginkannya.Dengan keadaan yang serba pas-pasan serba kekurangan maka Pak satip harus tetap mengais rejeki dengan keahlianya sebagai tukang patri.

2.4. Peranan Tukang Patri Dalam Lingkungan Sosial

Peranan Tukang Patri dalam lingkungan dan interaksi sosial yaitu memberikan jasa kepada masyarakat umum khususnya untuk peralatan rumah tangga seperti panci,wajan, dll.

Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat umum disamping mereka bisa berhemat tanpa harus membeli yang baru mereka juga bisa mengurangi limbah rumah tangga sehingga bisa berhemat dengan adanya tukang patri.

2.5 Tanggapan Masyarakat Tentang Tukang Patri

            Sebagian masyarakat mengemukakan bahwa keberadaan tukang patri saat ini sangat memprihatinkan. Sangat sedikit sekali masyarakat yang membutuhkan jasa tukang patri,hal ini tentu sangat menyulitkan bagi para tukang patri sehingga banyak yang beralih ke profesi lain

            Seiring dengan perkembangan jaman dan ditambah gaya hidup masyarakat yang lebih modern maka tukang patri sudah tidak dibutuhkan lagi

            Memang setelah kita wawancarai salah satu dari warga,mereka lebih suka mengganti barang yang baru daripada harus mematri.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari observasi yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa Patri merupakan suatu yang saat ini mulai hilang dan terabaikan karena perkembangan jaman yang semakin modern.  Hal itu terjadi mengingat masyarakat saat ini lebih cenderung hidup konsumtif.

3.2. Saran

Saran untuk para pembaca dengan tersusunnya makalah ini diharapkan masyarakat lebih bisa hidup hemat dengan cara tidak langsung membuang peralatan rumah tangga/dapur yang terbuat dari logam seperti panci,ketel dan lain-lain apabila masih bisa diperbaiki dan ada hubunganya dengan patri maka alangkah baiknya dibawa ke tukang patri daripada harus membeli yang baru.

Hal ini tentunya bisa memberikan keuntungan tersendiri  bagi para tukang patri apabila kebiasaan-kebiasaan atau pandangan masyarakat bisa berubah. Demikianlah saran yang dapat kami sampaikan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan mohon maaf bila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

       

3.3 Lampiran-lampiran

            Berikut kami lampirkan foto dokumentasi makalah observasi “KEHIDUPAN TUKANG PATRI”

                                          

3.4  Daftar Pustaka

1.      Nara Sumber

2.      www.ebookscenter.com

3.      ahmadjailani.blogspot.com

                           
selesai baca jangan lupa klik gambar benner saya ^_^ benner blog chilupay

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas pesan dan saran agan bloger semuanya, mohon tidak membuat komentar yang bersifat sara, pornografi,kotor dan kata-kata yang tidak sopan ...
(\(\
(='_')
|><|

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

recent post