Jumat, 29 Juni 2012

sepercik kata mutiara


Pada masa kanak-kanak kita belajar ,ngaji ato solat suka di iming-imingi sesuatu seperti  kalo nawk kelas nanti di belika sesuatu sehingga nanti jika anak ingin melakukan sesuatu karena sering di iming-imingi maka dia akan menuntut sesuatu sebelum melakukan tugasnya,
Masa remaja kita diberi kelebihan-kelebihan diantaranya lebih dewasanya akal kita saat di iming-imingi ato di paksa  kita menganalisa apakah iya atau tidak… mari kita teliti apakah kita suda remaja atau kanak-kanak yang masih tergantung pad aiming-iming tertentu ato yang nunggu di paksa baru bekerja
Termasuk dalam ibadah bila anak kecil suka perhitungan bila salat diberi iming-iming akan masuk surga ato bila dia tidak solat maka akan jadi dosa dan nanti masuk neraka ,tapi kalau kita sudah dewasa maka harus belajar iklas dalam beribadah
Ikhlas menurut buku kuliah wahidiyah artinya adalah murni  tidak tercampur oleh keingina-keinginan tertentu hanya karena Alloh SWT. Iklas ada 3 tingkatan
1.       Iklasul abidin adalah aklasnya orang yang ahli ibadah tpi masih takut neraka karna ingin masuk surga tapi setidaknya iklas ini sudah mao melakukan ibadah  solat puasa ramadan ini setidaknya lebih baik dari pada yang misalnya solatnya bolong-bolong,
2.       Iklasul Muhibin adalah lebih baik lagi dari iklas yang pertama Dia sudah tidak harus di iming-iming masuk surga ato di takuti masuk neraka tapi sudah ingin mencari ridho Allah SWT ibarat anak kecil bukan karna iming-iming pakaian ato uang jajan tapi sudah karna taat  pada orang tua tapi ada suatu kekurangan yakni  dia belum menerapkan ajaran BILLAH and ini bisa bahaya yakni masih ada ujub riya takabur kadang-kadang di aku ibadahnya ini      
3.       Iklasul arifin adalah iklasnya orang-orang yang ma’rifat sudah tidak takut neraka jadi memang murni karna Alloh SWT lagi juga sudah menerapkan ajaran  BILLAH yaitu “laahaula wa laa kuwwata illa billah” segala sesuatu perbuatannya  atas ridho Alloh SWT. Jadi solatnya makannya puasanya semua dikembalikan kepada  Alloh SWT Al ikhlas tarkul ikhlas bil ikhlas jadi iklas itu meninggalkan ikhlas didalam ikhlas artinya semua di serahkan kepada Alloh SWT kalo kamu mengaku ikhlas artinya masih merasa ikhlas belum yang hakiki ikhlas
Ada teman saya sambil guyon melihat orang sedang beramal jariyah menyisihkan sebagian harta untuk agama, dia berkata, “ Kalo mengeluarkannya banyak berarti gak ikhlas kalo sedikit berarti ikhlas”. Kesan pertama yang saya dapat ada benarnya tapi kurang tepat juga , kalo sederhana bila kita keluarkan Rp100 untuk dana box maka tidak mikir macem-macam tapi kalo  mengeluarkan Rp 5000 ato Rp20000 ato mungkin Rp100000 untuk dana box ato amal jariyah ini jadi panjang itung-itungannya dari sisi ini ya salah tapi apa sesederhana itu ?  tapi bila diliat kepada siapa uang itu disandarkan kalo missalkn ada seseorang ayng penghasilkan 1 hari yang berpenghasilan perhari Rp10.000 dengan yang berpenghasilan perhari Rp1000.000 itu menilai uang berbeda memandang uang Rp1000 secara umum yang berpaenghasilan Rp10.000 nilai Rp.1000 sudah 10% penghasilan . di banding yang berpenghasilan 1000000 perhari mungkin tidak ada apa-apa, apakah sesederhan itu mungkin tidak.
Coba kita  mungkin kita ganti sedikit dan banyak tidak disandarkan pada berapa jumlah kekayaan kita tidak disandarkan berapa jumlah harta kita namun sedikit dan banyak itu disandarkan pada Alloh SWT , maka apabila kita berpenghasilan Rp10000 perhari tapi bila disandarkan kepada Alloh SWT maka 1000, 10.000 akan besar nilainya dihadapan Alloh SWTjadi kemana kita menyandarkan nilai tadi…???
Ikhlas adalah suatu hidayah Alloh di letakkna pada hambanya yang dikehendaki, jadi bgaimana pun kita berusaha untuk ikhlas kita tidak akan pernah mendapatkan ikhlas keculi mendapat hidayah di wahidiyah almujahadatu miftahul hidayah  kunci mendapat hidayah adalah bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu dan oleh Mbah KH. Abdul Majid Ma’roef Qs.wa Ra. bersungguh-sungguh ini dilakukan dengan mengamalkan sholawat wahidiyah dengan bersungguh-sungguh
Mutlak Kita membutuhkan guru mursyid yang menghantarkan kita yang membimbing kita tiap saat menuju Alloh SWT   karna apabila tidak ada guru ato mursyid ini hal seperti yang terjadi tentang ikhlas ini bisa-bisamalah menjadikan terpelesetnya kita dalam hal berjalan kepada Alloh SWT
Antara mencari ilmu dan mencari guru itu berbeda kalo ilmu bisa pada apa saja dan siapa saja bahkan dari kesalahan pun kita bisa belajar tidak seperti mencari guru , kalo berguru  konsekuensinya harus menjadi murid dan menjadi murid konsekuensinya harus taat, digambarkan seperti mayat kepada yang memandikan… jadi harus manut apapun yang di dilakukan yang memandikan 

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas pesan dan saran agan bloger semuanya, mohon tidak membuat komentar yang bersifat sara, pornografi,kotor dan kata-kata yang tidak sopan ...
(\(\
(='_')
|><|

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

recent post