Pada masa kanak-kanak kita belajar ,ngaji ato solat suka di
iming-imingi sesuatu seperti kalo nawk
kelas nanti di belika sesuatu sehingga nanti jika anak ingin melakukan sesuatu
karena sering di iming-imingi maka dia akan menuntut sesuatu sebelum melakukan
tugasnya,
Masa remaja kita diberi kelebihan-kelebihan diantaranya
lebih dewasanya akal kita saat di iming-imingi ato di paksa kita menganalisa apakah iya atau tidak… mari
kita teliti apakah kita suda remaja atau kanak-kanak yang masih tergantung pad
aiming-iming tertentu ato yang nunggu di paksa baru bekerja
Termasuk dalam ibadah bila anak kecil suka perhitungan bila salat
diberi iming-iming akan masuk surga ato bila dia tidak solat maka akan jadi
dosa dan nanti masuk neraka ,tapi kalau kita sudah dewasa maka harus belajar
iklas dalam beribadah
Ikhlas menurut buku kuliah wahidiyah artinya adalah
murni tidak tercampur oleh
keingina-keinginan tertentu hanya karena Alloh SWT. Iklas ada 3 tingkatan
1.
Iklasul abidin adalah aklasnya orang yang ahli ibadah
tpi masih takut neraka karna ingin masuk surga tapi setidaknya iklas ini sudah
mao melakukan ibadah solat puasa ramadan
ini setidaknya lebih baik dari pada yang misalnya solatnya bolong-bolong,
2.
Iklasul Muhibin adalah lebih baik lagi dari
iklas yang pertama Dia sudah tidak harus di iming-iming masuk surga ato di
takuti masuk neraka tapi sudah ingin mencari ridho Allah SWT ibarat anak kecil
bukan karna iming-iming pakaian ato uang jajan tapi sudah karna taat pada orang tua tapi ada suatu kekurangan yakni dia belum menerapkan ajaran BILLAH and ini
bisa bahaya yakni masih ada ujub riya takabur kadang-kadang di aku ibadahnya
ini
3.
Iklasul arifin adalah iklasnya orang-orang yang
ma’rifat sudah tidak takut neraka jadi memang murni karna Alloh SWT lagi juga
sudah menerapkan ajaran BILLAH yaitu “laahaula wa laa kuwwata illa billah”
segala sesuatu perbuatannya atas ridho
Alloh SWT. Jadi solatnya makannya puasanya semua dikembalikan kepada Alloh SWT Al
ikhlas tarkul ikhlas bil ikhlas jadi iklas itu meninggalkan ikhlas didalam
ikhlas artinya semua di serahkan kepada Alloh SWT kalo kamu mengaku ikhlas
artinya masih merasa ikhlas belum yang hakiki ikhlas
Ada teman saya sambil guyon melihat orang sedang beramal
jariyah menyisihkan sebagian harta untuk agama, dia berkata, “ Kalo
mengeluarkannya banyak berarti gak ikhlas kalo sedikit berarti ikhlas”. Kesan
pertama yang saya dapat ada benarnya tapi kurang tepat juga , kalo sederhana
bila kita keluarkan Rp100 untuk dana box maka tidak mikir macem-macam tapi kalo mengeluarkan Rp 5000 ato Rp20000 ato mungkin
Rp100000 untuk dana box ato amal jariyah ini jadi panjang itung-itungannya dari
sisi ini ya salah tapi apa sesederhana itu ? tapi bila diliat kepada siapa uang itu
disandarkan kalo missalkn ada seseorang ayng penghasilkan 1 hari yang
berpenghasilan perhari Rp10.000 dengan yang berpenghasilan perhari Rp1000.000
itu menilai uang berbeda memandang uang Rp1000 secara umum yang berpaenghasilan
Rp10.000 nilai Rp.1000 sudah 10% penghasilan . di banding yang berpenghasilan
1000000 perhari mungkin tidak ada apa-apa, apakah sesederhan itu mungkin tidak.
Coba kita mungkin
kita ganti sedikit dan banyak tidak disandarkan pada berapa jumlah kekayaan
kita tidak disandarkan berapa jumlah harta kita namun sedikit dan banyak itu disandarkan
pada Alloh SWT , maka apabila kita berpenghasilan Rp10000 perhari tapi bila
disandarkan kepada Alloh SWT maka 1000, 10.000 akan besar nilainya dihadapan
Alloh SWTjadi kemana kita menyandarkan nilai tadi…???
Ikhlas adalah suatu hidayah Alloh di letakkna pada hambanya
yang dikehendaki, jadi bgaimana pun kita berusaha untuk ikhlas kita tidak akan
pernah mendapatkan ikhlas keculi mendapat hidayah di wahidiyah almujahadatu miftahul hidayah kunci mendapat hidayah adalah
bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu dan oleh Mbah KH. Abdul Majid Ma’roef
Qs.wa Ra. bersungguh-sungguh ini dilakukan dengan mengamalkan sholawat
wahidiyah dengan bersungguh-sungguh
Mutlak Kita membutuhkan guru mursyid yang menghantarkan kita
yang membimbing kita tiap saat menuju Alloh SWT
karna apabila tidak ada guru ato
mursyid ini hal seperti yang terjadi tentang ikhlas ini bisa-bisamalah
menjadikan terpelesetnya kita dalam hal berjalan kepada Alloh SWT
Antara mencari ilmu dan mencari guru itu berbeda kalo ilmu
bisa pada apa saja dan siapa saja bahkan dari kesalahan pun kita bisa belajar
tidak seperti mencari guru , kalo berguru
konsekuensinya harus menjadi murid dan menjadi murid konsekuensinya
harus taat, digambarkan seperti mayat kepada yang memandikan… jadi harus manut
apapun yang di dilakukan yang memandikan
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas pesan dan saran agan bloger semuanya, mohon tidak membuat komentar yang bersifat sara, pornografi,kotor dan kata-kata yang tidak sopan ...
(\(\
(='_')
|><|